Kamis, 02 Februari 2012

Aspirasi "Yes", Kekerasan "No"

http://profile.ak.fbcdn.net/



Di alam demokrasi, protes dan aksi menyuarakan aspirasi boleh-boleh saja dilakukan. Namun, ada norma-norma yang wajib ditaati. Sebab alam demokrasi bukan ruang kosong, melainkan ruang penuh norma, etika, dan nilai etis yang patut dikedepankan.
Aksi “kekerasan”, meski pada diri sendiri, sebagai wujud aspirasi mahasiswa bukan sesuatu yang benar dan tak patut ditiru. Malah tidak mencerminkan kapasitas seorang mahasiswa sebagai insan akademis dan agen perubahan.
Cara demikian hanya mengekspresikan betapa rendahnya mentalitas diri yang mudah putus asa, frustasi dan cara berpikir yang sempit. Padahal masih banyak cara untuk menyampaikan aspirasi dengan realistis, sopan, elegan dan mencerminkan kapasitas seorang mahasiswa. Misalnya dengan cara negosiasi, menulis, berdemonstrasi tanpa kekerasan dan diplomasi.
Sejatinya, sikap seperti inilah yang patut dilakukan oleh mahasiswa. Bukan sebaliknya, mencoreng citra demokrasi dengan menghalalkan aksi-aksi radikal atau kekerasan, membakar diri misalnya. 
*Tulisan ini pernah dimuat di kompas kampus kolom argumentasi, Kompas, selasa, 31 Januari 2012.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;