Selasa, 07 Februari 2012

Pudar

http://pratanti.files.wordpress.com


Dulu, budaya diskusi menjadi ciri khas utama seorang mahasiswa. Hampir di seluruh area kampus diwarnai oleh kelompok-kelompok diskusi. Persoalan-persoalan kampus, baik itu sistem pemerintahan kampus dan materi-materi kuliah, bukan satu-satunya topik utama yang mewarnai jalannya diskusi, namun juga persoalan kebangsaan dan kesejahteraan masyarakat.
Kini, budaya diskusi ini telah memudar seiring dengan arus modernisme. Kecakapan dan ketangkasan mahasiswa dalam berpikir, berpendapat, dan bersikap telah tergerus oleh budaya hedonis.
Mahasiswa saat ini lebih sering shopping dan clubbing atau “dugem” daripada membaca buku dan diskusi. Walaupun ada yang rajin kuliah, paling hanya “memburu nilai dan gelar” agar lulus tepat waktu tanpa nolah-noleh alias apatis terhadap persoalan kebangsaan.
Padahal, bukan kelulusan tepat waktu yang harus dicari, namun kematangan intelektual pribadi yang sepatutnya lebih diutamakan oleh mahasiswa, mengingat peran mahasiswa sebagai agent of change. Karenanya, mari tanamkan kembali budaya diskusi, membaca buku dan ikut organisasi sebagai eksistensi sejati mahasiswa.
* Tulisan ini pernah dimuat di Kompas Kampus kolom Argumentasi pada hari selasa, 7 Februari 2012.

1 komentar:

Posting Komentar

 
;